Selasa, 14 Februari 2012

BAB II LANDASAN TEORI



BAB II
                                                                                          
LANDASAN TEORI

2.1 Instalasi Listrik

2.1.1 Jenis dan Ruang Lingkup Instalasi

Jenis dan ruang lingkup instalasi listrik dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

a. Instalasi domestik (rumah tangga/rumah tinggal) yaitu instalasi listrik untuk rumah tempat tinggal, rumah kontrakan, rumah susun milik perseorangan, rumah susun milik Perumnas, asrama milik swasta, asrama mahasiswa, dll.

b. Instalasi bangunan (non domestik) :
-       Sosial : Rumah sakit, rumah ibadah, panti sosial, pusat rehabilitasi cacat,asrama pelajar milik pemerintah,dll.
-       -Bisnis : Usaha jual beli barang/jasa, perhotelan, usaha perbankan, perdagangan, kantor firma, CV, PT, atau badan hukum yang bergerak dalam bidang perdagangan, pergudangan, dll.
-       Publik : Tenaga listrik yang digunakan untuk kepentingan umum, kepentingan pemerintah atau fasilitas kantor perwakilan asing dan lain-lain.




c. Instalasi industri yaitu instalasi listrik untuk keperluan kegiatan rumah tangga, sosial, bisnis, dan publik. Sedangkan menurut spesifikasi dan tempatnya, instalasi listrik dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Instalasi listrik di luar bangunan (outdoor instalation).
2. Instalasi listrik dalam bangunan (indoor instalation).
3. Instalasi listrik khusus (rumah sakit, pertamina dan lain-lain).
4. Instalasi listrik 1 fasa atau 3 fasa.

2.1.2 Perencanaan Instalasi Listrik

Menurut PUIL 2000, hal yang harus diperhatikan dalam merencanakan instalasi listrik, yaitu:
1.    Gambar situasi, yang menunjukkan dengan jelas letak gedung atau bangunan tempat instalasi tersebut akan dipasang dan rencana penyambungannya dengan sumber tenaga listrik.

2. Gambar instalasi listrik.

3. Diagram garis tunggal:
a. Diagram PHB lengkap dengan keterangan mengenai ukuran dan besaran nominal komponennya.
b. Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang akan terpasang dan pembagiannya.
c. Sistem pembumian.
d. Ukuran dan jenis penghantar yang dipakai.

4. Gambar rinci yang meliputi :
a. Perkiraan ukuran fisik PHB.
b. Cara pemasangan perlengkapan listrik.
c. Cara pemasangan kabel.
d. Cara kerja instalasi kendali.



5. Perhitungan teknis bila dianggap perlu, yang meliputi antara lain:
a. Susut tegangan.
b. Perbaikan faktor kerja.
c. Beban terpasang dan kebutuhan maksimum.
d. Arus hubung pendek dan daya hubung pendek.
e. Tingkat penerangan.

6. Tabel bahan instalasi, yang meliputi :
a. Jumlah dan jenis kabel, penghantar dan perlengkapan.
b. Jumlah dan jenis perlengkapan bantu.
c. Jumlah dan jenis PHB.
d. Jumlah dan jenis armature lampu.

7. Uraian teknis, yang meliputi :
a. Ketentuan teknis perlengkapan listrik yang dipasang dan cara pemasangannya.
b. Cara pengujiannya.
c. Jadwal waktu pelaksanaan.

8. Perkiraan biaya.


2.1.3 Peralatan Instalasi Listrik

Peralatan instalasi listrik yang umumnya sering digunakan dalam  pemasangan instalasi listrik adalah:
a. Benda isolasi atau isolator. Berfungsi untuk melindungi listrik yang mengalir pada konduktor/penghantar agar tidak bersentuhan dengan penghantar laindan tidak berbahaya bagi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.Benda isolasi harus kuat/tidak mudah rusak dan tahan panas

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...